Kondisi peternakan tanah air yang dinilai sedang bergejolak, membuat Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) merasaprehatin dan tergerak untuk dapat memberikan masukan kepada Pemerintah. Atas hal itu, pada 23 Juni 2016 lalu, rombongan ISPI yang dipimpin oleh Ketua Umum ISPI Prof. Ali Agus mengadakan audiensi dengan Menteri SekretarisNegara (Mensesneg) Prof Pratikno di Kantornya.
Dalam dialog tersebut, Ali Agus mengatakan bahwa slah satu program kerja PB ISPI antara lain adalah advokasi kebijakan bidang peternakan, sehingga pertemuan tersebut diharapkan dapat menjembatani para pelaku peternakan dengan Pemerintah. Pengurus ISPI Rohadi Tawaf mengatakan, kondisi tata niaga daging sapi saat ini dan keberadaan daging sapi impormembuat kerugian bagi semua pihak, terutama peternak sapi lokal.
“Kebijakan pemerintah yang ingin menekan harga daging sapi hingga Rp.80.000/kg dan hanya bisa dilakukan dengan impor, maka yang paling diuntungkan ialah para free rider dan para importir daging sapi. Memang kita memahami betul bahwa salah satuTugas Pemerintah ialah menyetabilkan ketersediaan supply-demand daging sapi, dan saat ini kebijakan impor daging untuk memenuhi kebutuhan,” kata Rohadi.
Lebih lanjut Rohadi menjelaskan, daging yang dijual saat ini dengan harga Rp.80.000 per kg merupakan daging CL (chemical lean) yang seharusnya dibanderol harga Rp.60.000. Dengan kondisi seperti itu, yang diuntungkan sekali lagi justru para importir daging.
Pengurus ISPI Joko susilo menambahkan, kondisi perunggasan berbanding terbalik dengan kondisi di sapi. Industri perunggasan mengalami over supply atau pasokan berlebih, sehingga menyebabkan kerugian bagi peternak yang berimbas terhadap jumlah peternak. “Saat ini jumlah peternak rakyat tinggal hanya 15% dibanding jumlah integrator,” kataJoko.
Oleh karenanya, kami para peternak ayam mengharapkan adanya segmentasi pasar yang belum pernah diatur. Harapannya, para integrator dapat diarahkan untuk melakukan ekspor, bukan malah sama-sama menjual produknya di pasar tradisional. “Kalau sama menyasar pasar tradisional, peternak rakyat yang akan habis,”kata Joko.
Ketua Umum ISPI menambahkan, dengan pertemuan ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Pemerintah untuk dapat menyediakan pangan kepada masyarakat yang terjangkau (murah) dan tentunya berkualitas. “Bukan hanya sekadar murah, namun juga harus berkualitas pula,” tegas Prof Ali Agus yang juga Dekan Fakultas Peternakan UGM.
sumber http://www.pb-ispi.org/page/2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar